Menanam bunga di taman bunga, Sangatlah indah nanti hasilnya, Bila hati sedang gundah, Bacalah pantun yang indah-indah
PANTUN CINTA b>
Tingkap papan kayu bersegi, Sampan sakat di Pulau Angsa, Indah tampan kerana budi, Tinggi bangsa kerana bahasa
Buah berangan masaknya merah, Kelekati dalam perahu, Luka di tangan nampak berdarah, Luka di hati siapa yang tahu
Dari mana punai melayang, Dari paya turun ke kali, Dari mana datangnya sayang, Dari mata turun ke hati
Pucuk pauh delima batu, Anak sembilang di tapak tangan, Tuan jauh di negeri satu, Hilang di mata di hati jangan
Kalau tuan jalan ke hulu, Carikan saya bunga kemboja, Kalau tuan mati dahulu, Nantikan saya di pintu syurga
Halia ini tanam-tanaman, Ke barat juga akan condongnya, Dunia ini pinjam- pinjaman, Akhirat juga akan sungguhnya
Jalan-jalan ke kota paris banyak rumah berbaris- baris biar mati diujung keris asal dapat dinda yang manis
Ke cimanggis membeli kopiah, kopiah indah kan kau dapati, begitu banyak gadis yang singgah, hanya dinda yang memikat hati
Jika aku seorang pemburu, anak rusa kan kudapati, jika dinda merasa cemburu tanda cinta masih sejati
Darimana datangnya sawah dari sawah turun ke kali darimana datangnya cinta dari mata turun ke hati
Anak itik mulailah terbang,Ambilkan dedak berilah makan,Janganlah adik merasa bimbang,Segala kehendak abang tunaikan
Membawa peti dari malaka Berisi pakaian si anak raja Kalau hati sudah merasa suka Semua keadaan indah di mata
Ikan batu di atas bara, Pohon selasih di tepi kota, Pikiran buntu badan sengsara, Bila kekasih jauh di mata
Ada budak membuang dedak, Penuh setimba di celah batu, Berdua tidak, bertiga pun tidak, Kekasih hamba hanyalah satu
Di celah batu bunga terselit, Lembut debu bunga seroja, Kasih tuan kasih di kulit, Tanam tebu di bibir saja
Rumah di kota amatlah bersih, Tempat bermain si orang kaya, Berpantang mata berasa kasih, Jumpa yang lain lupakan saya
Menjadi tamu di hari raya, Penganan sura rasanya tawar, Hendak bertemu apakah daya, Hanya suara menjadi penawar
Pokok selasih pokok bayam, Dalam kepuk buah berangan, Seorang kasih seorang sayang, Tidak bertepuk sebelah tangan
Rumput kuberantas habis rata, Burung serindik mematuk betik, Beribu melintas di depan mata, Hanyalah adik yang paling cantik
Pungguk terbang di atas awan, Hampir tak terlihat oleh mata, Kalau hati rindu-rinduan, Rindu di hati meronta-ronta
Bunga saya bunga melati, Bunga-bungaan harum baunya, Kasih saya sepenuh hati, Kasih tuan ke mana hinggapnya?
Hujan basah habis pun basah, Duduk sendiri tidak mengapa, Sudah lama kita berpisah, Baru kini kita berjumpa
Tinggi- tinggi burung merbuk, Terbang melayang ke tanah rata, Hati teringat mulut menyebut, Wajah terbayang di depan mata
Dinda cantik tinggi semampai, Dada bidang rambut mengurai, Putih melepak lembut gemulai, Kakanda melihat rasa terkulai
Walau banyak bunga di taman, Bunga mawar masih dikenang, Walau banyak kupunya teman, Dalam hatiku dinda seorang
Anak itik di sambar elang, Dari sumur sampai ke kali, Tinggalkan adik abang kan pulang, Panjang umur jumpa kembali
Putri di taman memakai gelang, Rambut berurai bawa mahkota, Bunga idaman disambar orang, Jatuh berderai si air mata
Kalau ada sumur di ladang, Mandi jangan di bulan terang, Sudah nasib celaka badan, Tunangan hilang dibawa orang
Sayang- sayang mabuk kepayang ,Bunga di taman, disunting kumbang, Belum dapat abang disayang, Sudah dapat, abang dibuang
Melompat belalang di atas kapuk, Melihat orang hendak berperang, Alangkah malang si bujang lapuk Bunga di tangan, disambar orang
Ikan di laut, garam di darat, Dalam kuali bertemu jua, Hati terpaut janji terikat, Atas pelamin bertemu jua
Sayang selasih tidak berbunga, Engganlah kumbang untuk menyapa, Sayang kekasih tidak setia, Badan merana kini jadinya
Ikan di laut asam di darat, Dalam kuali bertemu jua Orang, jauh berkirim surat, Berkali-kali dibaca juga
Bunga yang malang jaga dirimu, Janganlah layu sebelum kembang, Pupuklah iman dalam hatimu, Kalau kau layu dibuang orang
Ukir-ukirlah si kayu jati, Jadikanlah sebuah jambangan, Pikir-pikirlah sebelum terjadi, Jangan menyesal di kemudian
Berbaju batik mata memikat, Melirik senyuman memukau semua, Duhai cantik saya terpikat, Bolehkah tahu siapa namanya
Bunyi lagu membangkit suasana, Bunga mekar di depan mata, Sunyi rasa tak dapat bersama, Kekasih hati jauh di sana
Layang-layang terputus tali, Jatuh ke bumi melayang laju, Duhai kekasih aku berjanji, Aku tercipta hanya untukmu
Hujan turun laut menderu, Dingin malam mengusik kalbu, Biar batu menjadi debu, Aku tetap sayang padamu
Ada jantung ada debaran, Ingin bertanya tetapi malu, Kumenunggu penuh harapan, Sudikah engkau menerimaku
Kelap-kelip bintang bertaburan, Cuma satu yang nampak terang, Sungguh banyak gadis pilihan, Hanya dinda yang paling kusayang
Kelap-kelip bintang bertaburan, Begitu indah bagai berlian, Sungguh banyak gadis menawan, Hanya dinda yang kurindukan
Kelap-kelip bintang bertaburan, Begitu indah bagai berlian, Sungguh banyak gadis menawan, Hanya dinda yang kurindukan
Kelap-kelip di tengah malam, Cahaya bintang sangat menawan, Biar cinta banyak rintangan, Akan kujaga dengan kesetiaan
Kelap-kelip bintang seribu, Indah menawan di tengah malam, Sungguh aku sedang merindu, Rindu di hati yang paling dalam
Kelap-kelip bintang menari, Indahnya bagai mata bidadari, Dinda kuharap menjaga diri, Untuk diriku sampai kukembali
Basah kuyup berdiang ke api, Kering juga kain dan baju, Angin bertiup menyentuh pipi, Kasih menyapa membawa rindu
Belum tahu pedasnya lada, Belum rasa pahitnya jadam, Belum mahu digelar janda, Belum mesra cintamu padam
Bagai diandam daun di dahan, Ditiup angin bunyi berdesir, Rindu dendam tidak tertahan, Nasi dingin terasa pasir !
Asam paya si asam pauh, Limau abung beli sekati, Tuan bahagia di benua jauh, Saya di kampung menanti-nanti
Aneka warna awan di langit, Alam indah bak lukisan, Harapkan cinta dari si dia genit, Isteri di rumah dilupakan
Angin sejuk menggigit tulang, Baju tebal cepat dicari, Cerai dirujuk kasih berulang, Cinta sejati Cuma sekali?
Angin menderu pokok bergoyang, Ribut taufan hujan berderai, Bulan madu mengusap sayang, Bulan depan diajak bercerai?
Panah cinta tlah menancap, kedua hati pun tlah menyatu, asmara semakin mendekap, cinta pun takkan berlalu
Anak bangsawan menjahit tabir, Sulam di tepi siku keluang,Benci tuan Cuma di bibir, Dalam hati membara sayang
Anak ayam belajar berenang, Anak itik di paya bakau, Mulut menyebut hati terkenang, Rindukan adik jauh di rantau
Untuk menjadi seorang perwira, Harus bertapa di dalam gua, Kalau cinta kukuh di jiwa, Biar melayang kembali jua
Ada pijat tuan buangkan, Ada inti pulut direndam, Ada hasrat tidak diucapkan, Ada hati kenapa dipendam ?
Ada harta tidak terjaga, Ada peti tidak berkunci, kisah cinta anak remaja, Sekejap kasih sekejap benci
Di tepi kali saya menyinggah Menghilang penat menahan jerat Orang tua jangan disanggah Agar selamat dunia akhirat
Tumbuh merata pohon tebu Pergi ke pasar membeli daging Banyak harta miskin ilmu Bagai rumah tidak berdinding
Pinang muda dibelah dua, Anak burung mati diranggah, Dari muda sampai ke tua ,Ajaran baik jangan diubah
Asam kendis asam gelugur, ke 3 asam riang riang, badan menangis di dalam kubur, teringat badan tak pernah sembahyang
Naik pesawat ke pakistan, Smpainya pasti cepat,Belajarlah dari kesalahan, Kelak kebahagiaan kan di dapatkan
Buah smangka buah labu Buah di atas enak rsanya Berbondonglah kamu mnuntut ilmu Krn wajib hukumnya
Anak ayam turun sepuluh,Mati satu tinggal sembilan,Tuntutlah ilmu dengan sungguh-sungguh,Supaya engkau tidak ketinggalan
Anak ayam turun sembilan Mati satu tinggal delapan Ilmu boleh sedikit ketinggalan Tapi jangan sampai putus harapan
Anak ayam turun delapan Mati satu tinggal lah tujuh Hidup harus penuh harapan Jadikan itu jalan yang dituju
Tanjung Katung airnya biru, Tempat orang bermandi-manda; Sedang sekampung lagikan rindu, Inikan pula jauh di mata.
Tuai padi antara masak, Esok jangan layu-layuan; Intai kami antara nampak, Esok jangan rindu- rinduan.
Hendak gugur gugurlah nangka, Usah menimpa si dahan pauh; Hendak tidur tidurlah mata, Usah dikenang orang yang jauh.
Orang Cina pulang ke China, Sampai ke China sebelas hari; Makan tak kenyang tidur tak lena, Ingatkan tuan sepanjang hari.
Kiri jalan kanan pun jalan, Tengah-tengah, pohon mengkudu; Kirim jangan pesan pun jangan, Samalah sama menanggung rindu.
Buah selasih di atas bangku, Ditanam orang di pangkal serai; Kalau rindu sebut namaku, Air mata jangan berderai.
Harap-harap kelapa puan, Tidak puan kelapa bali; Harap hati pada tuan, Tidak tuan siapa lagi?
Pagi-pagi pergi ke ladang, Hendak menyemai benih padi; Berapa tinggi Gunung Ledang, Tinggi lagi hajat di hati.
Apa guna pasang pelita, Jika tidak dengan sumbunya; Apa guna bermain mata, Kalau tidak dengan sungguhnya.
Jika tidak kerana bulan, Bilakan air pasang pagi? Jika tidak kerana tuan, Masakan saya adatang ke mari?
Jika tuan pergi ke tanjung, Saya berkirim pisau lipat; Jika tuan menjadi burung, Saya menjadi seorang pemikat.
Tinggi-tinggi si matahari, Anak kerbau mati tertambat; Sudah lama saya mencari, Baru sekarang saya mendapat.
Orang Aceh pulang ke Aceh, Mengail kurau dapat senangin; Bukan mudah kita berkasih, Laksana wau melawan angin.
Menitik embun di Gunung Sari, Buah delima di dalam puan; Dua tiga boleh kucari, Mana sama denganmu tuan?
Sunggulah indah si burung pipit, terbang yang tenang si burung dara, bila ku tahu bercinta sakit, takkan ku mulai dari semula
←Pantun Agama→
PREV
] [
RFRESH
] [
HOME
On:1|Views:2189
Up↑
Log in