Saya merupakan karyawan
swasta yang bergerak di
bidang hiburan, kata tepatnya
internet gaming centre di
kawasan elite perumahan
Kelapa Gading. Nama saya
Alex, usia saya bulan depan 24
tahun dengan tinggi badan 175
cm. Postur badan saya standar
sama seperti laki-laki
Indonesia, mungkin karena
saya suka kebugaran yang
biasa saya lakukan kalo ada
waktu senggang sehingga otot-
otot di tubuh saya terlihat
menonjol meskipun tidak
sebesar Ade Ray, tapi
cukuplah membuat seorang
wanita untuk
memperhatikannya ditambah
lagi wajah saya yang terbilang
lumayan mengoda wanita-
wanita. Pemilik usaha ini
adalah seorang wanita yang
kira- kira berusia 29 tahun dan
belum menikah, namanya
Sonia. Kriterianya tinggi badan
168 cm, ukuran buah dada 32A
cukup mengiurkan untuk
setiap laki-laki normal yang
meliriknya. Struktur tubuh
yang sangat mengairahkan
dengan perpaduan bongkahan
pantatnya yang sangat
menantang, mungkin karena
Bu Sonia rajin ikut senam
aerobik yang membuat lekuk
tubuhnya sungguh bagus
dipandang mata. Kepadatan
buah dadanya yang
membusung dan bongkahan
pantatnya yang bulat
sempurna terkadang membius
laki-laki yang menatap
caranya berjalan. Rambutnya
yang lurus turun sebahu
dengan rambut halus yang
menjalar di lehernya yang
jenjang, bibir sensualnya yang
selalu dibalut lipstik pink
membuat imajinasi setiap laki-
laki ingin merasakan penis
mereka dihisap oleh bibir
manis milik Bu Sonia. Saya
berkerja sama Bu Sonia
sebagai orang yang
menyediakan laporan
keuangan tentang
perkembangan usahanya ini.
Hampir setiap hari saya selalu
pulang terakhir dan Bu Sonia
selalu menunggu saya hingga
ia dapat hasil dari usahanya
perhari. Kekesalan saya
terhadap Bu Sonia adalah
karena dia orangnya terlalu
kikir terhadap karyawannya,
tidak memperdulikan
kesejahteraan hidup
karyawannya, dan masih
banyak hal yang ia lakukan
terhadap karyawan- karyawan
yang lain. Memang sudah lama
saya menunggu satu
kesempatan yang selama ini
telah saya rencanain, tapi
selalu saja gagal karena setiap
ingin saya jalankan rencana ini
selalu saja ada gangguan dari
kakaknya yang telah
berkeluarga. Hingga suatu hari
tepatnya hari Senin malam
setelah sekitar jam 12 malam,
waktu itu saya dan Bu Sonia
sedang berada di ruangan
kerja saya dan sedang
menyelesaikan tugas saya.
Sampai akhirnya terlintas
pikiran jahat saya ingin
berbuat sesuatu terhadap Bu
Sonia atas segala kelakuannya
dan atas kesombongannya
yang beranggapan bahwa
segalanya dapat dibeli dengan
sejumlah uang yang ia miliki.
Malam ini Bu Sonia memakai
baju kemeja putih yang terbuat
dari bahan yang lumayan tipis
hingga terlihat dengan jelas
dua katup penyangga susunya
yang berukuran 32A,
sedangkan bawahannya Bu
Sonia mengenakan celana
putih ketat. Pokoknya
penampilan Bu Sonia sungguh
mengiurkan dengan tonjolan
susunya yang menyembul
menantang serta bongkahan
pantatnya yang padat
memperlihatkan setiap
lekukan-lekukan yang terlihat
setiap Bu Sonia berjalan.
Kesempurnahan tubuhnya ia
dapatkan karena Bu Sonia
adalah salah satu membership
di salah satu pusat kebugaran
yang berada kawasan
Kuningan, Jakarta. ” Lex…
tumben kenapa sih kamu lama
banget sih selesaiin
pembukuan harian kamu ini …
Gak becus banget sih
kerjanya… huu…” omel Bu
Sonia dengan nada yang tinggi
tepat di hadapan meja kerjaku.
”Sabar dong Bu… saya juga
mau buru-buru selesai… tapi
inikan masalah keuangan tidak
bisa cepat-cepat
mengerjakannya …” jawabku
sambil menatap matanya dan
berkata dalam hati bahwa
nanti sebentar lagi dia gak
bakal bisa berlagak sombong
dihadapanku, malah mungkin
dia yang akan menjadi budak
nafsuku dan menuruti segala
apa yang aku perintahkan. ”
Kamu kok memandang saya
dengan tatapan seperti itu Lex,
seperti orang yang hendak
memperkosa saya saja …”
kata Bu Sonia dengan nada
yang masih meninggi dengan
memperlihatkan
kekuasaaannya sebagai
seorang owner. ”Trus
memangnya kenapa Bu Sonia…
kalaupun saya memperkosa
anda sekarang!!! Saya rasa tak
akan ada satu orangpun
mengetahui bahwa Bu Sonia
dan saya masih berada disini”
jawabku dengan nada yang
meninggi pula sambil
menghampiri Bu Sonia yang
mulai melangkah mundur
karena merasa dirinya mulai
terancam atas perkataan yang
aku lontarkan. ” Alex… kamu
jangan coba macam-macam
yah sama saya. Saya akan
berteriak, kalau kamu coba-
coba berbuat sesuatu sama
saya” kata Bu Sonia sambil
melangkah mundur hingga
tubuhnya menabrak tembok
yang tepat dibelakangnya. ”
Silakan, kalau Bu Sonia hendak
berteriak, apa Bu Sonia lupa
sekarang kita berada dimana,
mungkinkah orang-orang akan
mendengar suara teriakan Bu
Sonia ” kataku sambil berjalan
mendekatinya. ” Semua yang
Bu Sonia lakukan hanyalah
membuang-buang tenaga Bu
Sonia saja, lebih baik nikmati
apa yang akan Bu Sonia terima
dari saya, hahahahaha ….”
sambungku sambil tertawa
merasa suspectku ketakutan.
Saat itu aku bersama Bu Sonia
berada di lantai 3 ruko tempat
usahanya. Bagaimana
kerasnya teriakan Bu Sonia
tetap saja orang yang berada
di luar takkan dapat
mendengarnya, karena selain
aku dan Bu Sonia ada di lantai
3, juga ruko ini di bangun
dengan fasilitas kedap suara.
Aku bisa liat dari mata Bu
Sonia yang semakin lama
semakin ketakutan. Ketakutan
yang semakin menjalar di
dalam sekujur tubuhnya,
tatapan mata yang seakan
memohon sebuah
pengampunan, langkah kaki
yang mulai tertatih karena
ketakutan yang dirasakan oleh
wanita cantik itu. ” Lex…
tolong kamu pikir- pikir
kembali segala tindakan yang
akan kamu perbuat. Saya tidak
akan melaporkan ke polisi bila
kamu mau melepaskan saya,
dan saya akan memberikan
uang berapapun yang kamu
minta ” kata Bu Sonia yang
masih saja tetap menyombong,
karena ia mengira segalanya
dapat ia beli dengan uang yang
ia miliki. ”Hahahahaha…
apakah Bu Sonia pikir saya
akan mempercayai segala apa
yang ibu katakan, setelah apa
yang saya liat tentang
kelakuan ibu terhadap orang-
orang kecil yang rendahkann ”
jawabku sambil mengeluarkan
sebilah belati yang udah aku
siapkan sedari tadi. Aku
berjalan menghampiri Bu Sonia
dan kemudian menempelkan
belati tersebut pada lehernya
dan mengancam akan berbuat
hal yang nekad terhadapnya. ”
Ibu Sonia sebaiknya menuruti
apa yang saya minta … bila Bu
Sonia tidak berkerjasama atau
tidak menuruti apa keinginan
saya, maka jangan salahkan
saya bila saya berbuat nekad
bahkan melebihi apa yang
terlintas di benak Bu Sonia
…”ancamku agar Bu Sonia
menuruti segala keinginanku. ”
Memangnya kamu mau apa…
dan apa yang kamu inginkan
dari saya…” tanya Bu Sonia
dengan nada yang tinggi
seakan-akan dia merasa
bahwa dia masih bisa
mengendalikan aku. ” Hai…
kamu jangan merasa sok
berkuasa sekarang di depanku
…” bentakku yang gak mau
kalah suara dengan Bu Sonia,
karena aku tahu sekarang dia
sedang ketakutan setelah aku
melontarkan ancaman demi
ancaman. ” Sekarang… kamu
mau tidak menuruti
kemauanku” tanyaku sekali
lagi dengan nada yang
membesar dari yang
sebelumnya. ” Ookkee… saya
ikutin apapun yang kamu
perintahin Lex, asalkan saya di
bebaskan …” akhirnya Bu
Sonia memelankan nada
suaranya, setelah merasa
tindakan yang ia ambil akan
mengakibatkan hal yang lebih
fatal terhadap dirinya. ”
Sekarang… kalau Bu Sonia
sudah menyadari atas posisi Bu
Sonia … baguslah dan saya
juga tidak akan bertindak
secara kasar terhadap ibu …
asalkan Bu Sonia pun mau
menjadi budak nafsu saya
malam ini ” sahutku sambil
menghampiri posisi Bu Sonia
yang berdiri mematung
dihadapanku dan
mengelilinginya. ”Apaaa…
kamu bilang… jangan
bermimpi saya mau tidur
dengan kamu … apalagi
menjadi budak nafsu kamu
malam ini …” katanya dengan
nada yang tinggi lagi. ”
Heeyyy…. gak usah kamu sok
galak lagi dihadapanku,
simpan tenaga kamu baik-
baik, kalau kamu tidak mau
aku jamin kamu tidak bakal
bisa lihat matahari terbit
besok, mau kamu … sekarang
aku tanya sekali lagi dan aku
gak bakal tanya untuk kedua
kalinya ” bentakku tepat
dihadapan muka Bu Sonia,
sehingga bisa kulihat sekujur
tubuhnya gemetaran karena
seumur hidup belum pernah
dirinya di maki-maki sama
orang lain. Namun Bu Sonia
tidak menjawab pertanyaan
yang aku lontarkan kepadanya
melainkan hanya mengangguk
pelan yang menandakan
bahwa ia menyetujui segala
yang aku ingini. ” Sekarang
kamu buka baju kamu satu
persatu hingga sisain BH dan
celana dalam kamu saja ”
kataku mulai memberi
perintah. ” Buka sekarang”
bentakku saat dia hanya diam
mematung saja dihadapanku.
Satu demi satu perlahan- lahan
Bu Sonia mulai melepaskan
baju dan celana yang dia
pakai. Dengan liang air mata
Bu Sonia masih mengharap
belas kasih dariku, tapi semua
itu sudah percuma sekarang di
otakku cuman ingin ngentotin
memek Bu Sonia yang
membuatku penasaran
walaupun masih terbungkus
rapat dibalik celana dalam
berendanya yang berwarna
putih. Gumpalan memeknya
begitu mengoda hingga terasa
kontolku sudah mengeras dan
melejit dari celah pinggir
celana dalamku. Tanpa ingin
membuang waktu lebih lama
lagi, kubuka celana panjang
dan kemeja kerjaku dan hanya
tinggal celana dalam yang
belum aku buka. ” Sekarang
kamu merangkak kesini …”
perintahku pada atasanku
yang cantik itu. ” Saya mohon
Lex… ampuni segala kesalahan
yang pernah saya lakuin …
saya mohon…. saya akan
berikan berapapun uang yang
kamu inginkan … asal kamu
mau lepasin saya…” iba Bu
Sonia di hadapanku sambil
menangis memohon. Tanpa
menjawab segala
pertanyaannya, aku
melayangkan tangan sebelah
tangan kananku dan mendarat
di pipi kirinya dan.. ” Plaak…”
Pipi yang putih mulus tanpa
cacat itu memerah dalam
sekejap. ” Sekali lagi kamu…
membanggakan soal kekayaan
yang kamu miliki maka aku
gak segan- segan
menamparmu atau bahkan
memukulmu, cepat lakukan
apa yang tadi aku minta dan
jangan sampai pipi sebelah
kananmu juga merasakan
tamparan tanganku, cepat ….”
ancamku dengan nada tinggi.
Perlahan-lahan Bu Sonia mulai
berjalan merangkak
dihadapanku, dan menatap ke
arahku untuk menunggu
sebuah perintah selanjutnya.
Layaknya seekor anjing yang
menunggu perintah dari
majikannya. ” Buka celana
dalamku, pakai mulutmu
jangan pakai tangan tahu ”
perintahku setelah muka Bu
Sonia tepat berada di depan
celana dalamku. Tangan kiriku
kini mendarat di pipi kanannya
saat dia membuka celana
dalamku memakai tangannya.
” Plaak…” ”Gobloook… kamu
tuli yah, aku bilang buka pakai
mulut kamu, bukannya pakai
tangan kamu … tolol…” maki-
makiku terhadapnya sambil
kulepaskan pengait BH
berenda berwarna putih yang
dikenakannya dan kemudian
kulepaskan dari tubuh wanita
yang sangat putih mulus itu.
Kupakai BH itu untuk mengikat
kedua tangannya ke belakang
layaknya seorang tahanan
perang. Akhirnya Bu Sonia
tidak berani lagi membantah
segala yang aku perintahkan
dan melakukan segala yang
aku suruhkan kepadanya.
Dengan bibirnya yang mungil
dan tipis ia berusaha
menurunkan celana dalamku.
Ketika celana dalam itu
ditariknya dengan mulutnya ke
bawah, tepat di depan
mukanya kontolku yang sudah
keras itu keluar dengan paksa
dan menampar tepat di
keningnya. ” Masukkan kontol
ini ke dalam mulut kamu dan
kamu sepong kontol ini, aku
yakin kamu nanti juga
menikmati kontol laki-laki,
karena kamu adalah perawan
tua ” perintahku sambil
memegang kepalanya dengan
tangan kiriku dan tangan
sebelah kananku menutup
lubang hidungnya karena Bu
Sonia berusaha merapatkan
mulutnya. Ketika tiba-tiba Bu
Sonia membuka mulutnya
karena tidak kuat menahan
nafas, langsung dengan cepat
kusodokkan kontol itu ke
dalam mulut mungilnya hingga
kurasakan kepala kontolku
mentok di tenggorokannya. ”
Aaarkh…” suara Bu Sonia saat
kusodokkan kontol itu ke
dalam mulutnya yang mungil.
” Sekarang emut kontol ini
kalo tidak kamu tahu sendiri
akibatnya ” ancamku ke Bu
Sonia. ” Baaiikk… saya akan
menuruti segala keinginnan
kamu … asal jangan kamu
ambil keperawanan saya.
Kamu boleh pakai mulut saya
untuk memuaskan nafsu kamu
…” pinta Bu Sonia memohon
untuk tidak merusak ’segel’
perawannya. ” Oke aku tidak
bakal ngentotin memek kamu
yang perawan, asalkan kamu
mau puasin aku hingga aku
benar- benar puas sama
kamu” seruku menyetujui
permintaan wanita itu. Karena
kulihat Bu Sonia mau
melakukan oral sex dengan
memakai mulutnya, maka aku
bukakan ikatan tali BHnya
pada kedua tangannya, lalu
dengan sigap dia
menggenggam batang
kontolku dan mulai mengocok-
ngocok pelan kontol itu
kemudian tak berapa lama
mulai dijilati lalu dihisap-
hisapnya. Terkadang terasa
ngilu di atas kepala kontolku
kalau lubang kencingnya
dihisap oleh Bu Sonia. Gerakan
Bu Sonia semakin lama
semakin mahir dalam
menyetubuhi kontolku dengan
mulutnya. Mulut wanita itu
yang terbilang mungil tampak
terisi penuh oleh kontolku
yang lumayan besar serta
berurat di batangannya. kontol
itu terkadang diselipin di sela
gusi sebelah kanan lalu
berganti tempat, demikian
seterusnya. Cukup lama
adegan terlarang ini aku
lakukan dengan Bu Sonia yang
telah mulai terlihat bernafsu,
deru nafasnya semakin tidak
beraturan kala tanganku
meremas susunya yang
kencang dan kuyakin belum
pernah terjamah oleh laki- laki
manapun di dunia ini. Pentil-
pentilnya terasa begitu
mengeras dan tampak
berwarna merah jambu.
Merasa dalam posisi ini aku
hanya fakum tak banyak
bergerak, maka kemudian
kusuruh Bu Sonia untuk
merubah posisi menggantinya
dengan gaya 69 yang paling
aku gemarin. Tanpa banyak
membantah Bu Sonia langsung
merubah posisinya yang tadi
dan sekarang mengangkangi
mukaku. Namun tanpa
diperintahkan kini Bu Sonia
kembali memasukkan kontolku
ke dalam mulutnya
melanjutkan ‘ PR’nya yang
belum selesai tadi. Sekarang
aku bisa menatap dengan jelas
daging cembung yang
membelah namun masih
tertutup rapat oleh celana
dalam yang dikenakannya, lalu
mulai kujilati memek itu meski
masih dari luar celana
dalamnya. Tercium olehku bau
yang sangat khas sekali dan
sangat merangsang begitu
hidungku mendekati celana
dalam wanita itu. Setelah
beberapa saat menciumi,
menjilati, dan menggelitiki
memek perawan itu dari luar
celana dalamnya, aku
perlahan mulai menurunkan
dan akhirnya menarik lepas
penutup ‘gua’ terlarang wanita
itu. Tampak olehku cairan
lendir bening tertarik
memanjang menempel pada
celana dalam Bu Sonia ketika
kutarik turun. Kujulurkan
lidahku memotong cairan
memanjang itu dan kurasakan
rasa asin pada lidahku yang
enak sekali. Wanita itu tampak
sudah sangat terangsang oleh
permainan yang baru pertama
kali ini dilakukan sepanjang
hidupnya itu. Kini dengan
sangat jelasnya tampak olehku
‘gua’ terlarang wanita itu yang
dirambati oleh ‘tanaman
rambat’ berwarna hitam pekat
dan tumbuh dengan sangat
suburnya menutupi lubang
‘gua’ yang masih perawan dan
belum pernah dimasuki oleh
siapapun itu. Perlahan dengan
kedua tanganku mulai kubuka
celah sempit itu setelah
sebelumnya kusibakkan
terlebih dahulu bulu-bulu
jembutnya yang panjang-
panjang dan sangat lebat itu.
Kujilati dengan penuh nafsu
yang menggebu sampai
akhirnya lidahku menyentuh
ke itilnya. Sementara itu Bu
Sonia tampak begitu
menikmati kontolku yang terus
keluar masuk mulutnya. Jilatan
demi jilatan terus kulancarkan
ke memeknya hingga
beberapa saat kemudian Bu
Sonia mulai mendesah
mengeluarkan suara yang
tertahan karena malu, karena
sekarang ia dalam keadaan
diperkosa yang walaupun
akhirnya ia tak dapat pungkiri
kenikmatan birahi yang ia
dapatkan dari karyawannya
sendiri. Akhirnya desahan yang
bersamaan dengan hawa
nafsunya itu pun tak
tertahankan lagi, desahannya
kini tanpa malu malu lagi ia
keluarkan. Setiap sudut
memeknya kujilat tanpa satu
sisipun yang tertinggal. Memek
Bu Sonia sekarang benar-
benar sudah banjir karena
lendir kawinnya mengalir tiada
hentinya dari liang
kemaluannya. Kedua kakinya
pun ia buka selebar mungkin
agar dapat kujilati seluruh isi
memeknya yang tadi ia
pertahankan tak ingin disentuh
oleh laki-laki lain kecuali
suaminya kelak nanti.
Kenyataannya sekarang
adalah berbeda, sekarang
nafsu birahi disekujur tubuhnya
memaksanya menikmati
pemerkosaan ini, meskipun di
dalam batinnya menolak
namun nafsunya lebih besar
hingga ia pun kini kalah
dengan nafsunya sendiri.
Kulihat Bu Sonia sudah
dikuasai penuh oleh hawa
nafsunya dan kini dia juga
sudah tidak bisa mengontrol
dirinya sendiri. Setelah aku
merasa bahwa wanita
dihadapanku ini sudah siap
untuk disetubuhi lalu kuminta
Bu Sonia untuk merubah
kembali posisi 69 menjadi
posisi normal dimana Bu Sonia
tidur telentang dengan posisi
kedua pahanya membuka
lebar. Perlahan kuarahkan
kontolku ke arah
selangkangannya. Wanita itu
sadar akan situasi yang tidak
ia inginkan, Bu Sonia
menahanku dengan kedua
belah kakinya. Namun
akhirnya dapat kukuasai dan
malahan mempermudahku
untuk menyerang
selangkangannya hingga
terbuka lebar tanpa dapat
terlindungi lagi dari hujaman
kepala kontol yang botak itu
yang mulai menerobos masuk.
Meskipun susah namun berkat
cairan kawinnya yang
membuat licin memeknya
membantu kontolku untuk
menyibak belahan memek
perawannya yang tadi tertutup
rapat. ” Jangan Lex… tadi
kamu sudah janji tidak akan
melakukannya terhadap
keperawanan saya ini … tolong
Lex… saya mohon belas
kasihan darimu…” katanya
memelas. ” Saya tahu… tapi
saya merasa iba terhadap Bu
Sonia yang sungguh- sungguh
mendambahkan sentuhan
langsung laki-laki … sekarang
saya ingin membagi
kenikmatan kontol saya buat
Bu Sonia ” kataku santai.
”Aaaarrkkhh…. Lex…
jjjaaanganan sssaaakiiitt ….”
erang Bu Sonia pada saat
kontolku mulai masuk ke
dalam memeknya. Namun aku
tidak langsung dengan cepat
menarik kembali karena Bu
Sonia baru pertama kali, maka
aku diamkan sebentar di
dalam agar kontolku juga bisa
merasakan pijitan-pijitan kecil
yang terjadi di dalam liang
keperawanan Bu Sonia. Selama
3 menitan aku diamkan
kontolku di dalam memeknya
sambil kujilati lehernya yang
putih jenjang, wangi
parfumnya yang sudah
bercampur dengan
keringatnya membuatku makin
terangsang dan membuatku
semakin bergairah menjilati
lehernya. Tak puas menciumi
dan menjilati lehernya,
kuangkat kedua tangannya ke
atas lalu dengan sangat
bernafsunya kuciumi dan
kujilati ketiaknya yang mulus
dengan bulu-bulu ketiaknya
yang sudah dicukur bersih itu.
Kurasakan oleh hidungku
aroma ketiak wanita dewasa
yang sangat khas dan itu
semakin mempertinggi
nafsuku. Meskipun dari sisi
matanya berlinang air mata
karena kehilangan
mahkotanya, namun Bu Sonia
akhirnya dapat menahannya
dan mulai merasa suatu
sensasi kenikmatan yang
belum pernah ia dapatkan
sebelumnya. ” Gimana Bu…
masih sakit memeknya…”
kataku yang sedari tadi
mengeluarkan kata-kata jorok
yang kuyakini terkadang dapat
memancing birahi Bu Sonia. ”
Ssssstt… sssstt…” bukanlah
jawaban yang kudengar namun
desahan nikmat yang
dikeluarkan oleh Bu Sonia.
Tanpa mau membuat Bu Sonia
menunggu lama- lama lalu aku
tarik perlahan kontolku dan
kemudian kudorong kembali
ke dalam memeknya, demikian
berulang ulang hingga
menimbulkan suara-suara khas
dimana cairan kewanitaan
bertemu dengan cairan laki-
laki. Setiap kali kudorong
kembali kontolku ke dalam
memeknya, maka desahan Bu
Sonia pun semakin kencang
bersamaan dengan genggaman
tangannya yang memegang
pantatku, seperti hendak
membantu menekan lebih
kencang lagi. ” Gimana Bu
Sonia… enakkan kontol saya
ini… jawab…” tanyaku sambil
semakin gencar menyerang
lubang kawinnya dengan
kontolku hingga susunya
bergerak- gerak seakan
kegirangan seiringan dengan
sodokan kontolku. ”
Ehhhmmmm… nnnaak…
ennnakk…” jawabnya
bersamaan dengan desahan
nikmatnya. ” Sekarang bilang
kalau Bu Sonia suka banget
dientot sama kontol saya …”
kataku. ” Aaaahh… please…
please… fuck me more…
setubuhi saya lebih keras Lex…
saya ssukka banget kontol
kamu oooohh …” racaunya
keenakan. Karena tak tahan
merasakan kenikmatan
persetubuhan yang dialaminya,
tanpa sadar Bu Sonia
mengucek-ucek itilnya sendiri
dengan nafsu yang sangat
menggebu. ”
Wwwwwwuuuuhhhh…..
itiiiiilkkuuuu… Aleeeex
itilkuu….ooohh Alexxx akuuuu
tak taaaaahhaaaaan
akkkkuuuu mauuuuuu
keluaaaarrr ….” jeritnya
keras. Hingga akhirnya
kudapati sekujur tubuh Bu
Sonia mulai mengejang dan
kedua lengan tangannya
memeluk erat pada leherku. ”
Oooooooohhhhh…
Aleeeeeeeeexx… akkkuuuuuuu
keluaaaaarrrrr…” rintih keras
Bu Sonia menggema di
ruangan ketika mencapai
orgasme pertamanya dalam
hidupnya dengan sangat
hebatnya. Tubuhnya
mengejang kedua kakinya
terbujur kaku dan sesaat
memejamkan matanya dan
mulut mungilnya yang dihiasi
lipstik merah muda itu terbuka
sedikit. Terasa begitu nikmat
sekali kontolku tersembur
cairan kawin wanita yang
masih perawan, hangatnya
cairan tersebut membuatku
mempercepat tempo
persenggamaan ini tanpa
memperdulikan tubuh Bu Sonia
yang mulai kehilangan tenaga
setelah dilanda kenikmatan
seks yang ia terima barusan.
Denyutan kecil mulai terasa di
kelenjar kantung kelaminku
dan aku buru buru mencabut
kontolku dari dalam memek
Bu Sonia, namun tiba tiba ada
tangan yang menahan pantat
gue dan memaksa kontolku
tetap di dalam. Ternyata Bu
Sonia yang menahan dan
menekan kontolku ke dalam
memeknya kembali. Dan.. ”
Croooot… crooot….” Hingga
tetesan terakhir tak tersisa
kumuncratkan pejuku dengan
derasnya di dalam memeknya,
lalu aku merebahkan badanku
tepat di samping tubuh Bu
Sonia sambil tetap susunya.
Seperti manusia yang sudah
kemasukan setan Bu Sonia
kembali bangkit dan meraih
batang kontolku, kembali
berusaha membangkitkan
kembali libidoku yang baru
saja padam. Di kocok-
kocoknya batang kontol
berulang-ulang, dijilatinya
kepala kontolku yang masih
terasa ngilu. Dari kepala
kontol hingga anusku dijilati
oleh Bu Sonia dengan penuh
birahi sehingga peju yang
tersisa bersih dia telan.
Kembali lagi kontol dikulum
dan sekarang mungkin lebih
gencar dari sebelumnya. Aku
hanya tidur telentang sambil
mengumpulkan tenagaku dulu,
kupegang kepalanya dengan
kedua tanganku dan kutekan
kontolku hingga terasa masuk
ke dalam tenggorokannya,
namun wanita itu malah
menikmatinya meski
terkadang Bu Sonia merasa
kesusahan bernafas. Hampir 10
menit Bu Sonia menggarap
kontolku dengan sangat buas.
Layaknya binatang yang
dikurung bertahun-tahun dan
melahap apapun demi
memuaskan rasa laparnya
yang terbenam selama ini. ”
Aaaaahhh… saya mau keluar
Bu… oooohh…..” erangku
hingga mungkin sama dengan
teriakan. Namun Bu Sonia
bukan memperlambat
kemutannya tapi
mempercepatkan gerakkannya
sambil menghisap lubang
kencingku. Pejuku keluar dan
memuncrat tepat di dalam
mulutnya. Sungguh- sungguh
Bu Sonia menikmati sensasi
seks ini meskipun kejadiaan ini
bukan keinginannya namun
sesungguhnya telah lama Bu
Sonia mendambakan
kenikmatan seks dengan laki-
laki dan bukan hanya
berimajinasi saja. Aku kembali
merebahkan tubuhku setelah
tenagaku terkuras kembali.
Sayup- sayup kudengar suara
shower kamar mandi menyala,
mungkin Bu Sonia ingin
menyegarkan badannya dulu
setelah pertempuran yang
sangat dahsyat ini. Lalu aku
mencoba tidur sebentar untuk
memejamkan mataku. Sekitar
30 menit kemudian aku merasa
perutku lapar dan aku
mencoba memakai baju dan
turun ke lantai dasar menuju
dapur ruko tempat kerjaku.
Ketika sampai di dapur, kuliat
Bu Sonia dengan masih
bertelanjang bulat
membuatkan makanan buatku.
Kemudian nafsuku kembali
membara lagi setelah melihat
sosok wanita yang bertubuh
sintal berisi tanpa sehelai
benangpun berdiri
dihadapanku. Langsung
kembali kusetubuhi Bu Sonia di
dalam dapur, tidak perduli
tempat langsung kembali
kugaruk memeknya. Sekarang
hubunganku dan Bu Sonia
bukanlah antara boss dan
karyawan namun sekarang aku
menjalin hubungan dengan dia.
Segala kebutuhan ditanggung
oleh Bu Sonia semua termasuk
dalam hal seks. Kapan saja
kalau aku mau Bu Sonia selalu
tidak pernah menolak untuk
kusetubuhi, malah terkadang
disaat aku lagi sibuk
menghitung pendapatan
perhari, Bu Sonia tanpa
menanyakan kepadaku dia
langsung mengambil posisi
jongkok di bawah meja kerjaku
dan mulai melakukan
aktivitasnya menyetubuhi
kontolku hingga keluar.
On :1|Total :605
Up↑