Ketika itu, Tuhan telah
bekerja enam hari lamanya.
Kini giliran diciptakan para
ibu. Seorang malaikat
menghampiri Tuhan dan
berkata lembut: "Tuhan,
banyak nian waktu yang
Tuhan habiskan untuk
menciptakan ibu ini?"
Dan Tuhan menjawab pelan :
"Tidakkah kau lihat
perincian yang harus
dikerjakan?
01) Ibu ini harus waterproof
(tahan air / cuci) tapi
bukan dari plastik.
02) Harus terdiri dari 180
bagian yang lentur, lemas
dan tidak cepat capai
03) Ia harus bisa hidup dari
sedikit teh kental dan
makanan seadanya untuk
mencukupi kebutuhan
anak-anaknya
04) Memiliki kuping yang
lebar untuk menampung
keluhan
anak-anaknya
05) Memiliki ciuman yang
dapat menyembuhkan dan
menyejukan hati anaknya
06) Lidah yang manis untuk
merekatkan hati yang patah,
dan ??..
07) enam pasang tangan!! ---
Malaikat itu
menggeleng-gelengkan
kepalanya "Enam pasang
tangan....? tsk tsk tsk" ---
"Tentu saja! Bukan tangan
yang merepotkan Saya,
melainkan tangan yang
melayani
sana sini, mengatur segalanya
menjadi lebih baik...."
balas Tuhan
08) Juga tiga pasang mata
yang harus dimiliki seorang
ibu "Bagaimana modelnya?"
Malaikat semakin heran.
Tuhan mengangguk-angguk.
"Sepasang mata yang dapat
menembus pintu yang
tertutup rapat dan bertanya:
"Apa
yang sedang kau lakukan di
dalam situ?" Padahal
sepasang mata itu sudah
mengetahui jawabannya.
"Sepasang mata kedua
sebaiknya diletakkan di
belakang
kepalanya, sehingga ia bisa
melihat ke belakang tanpa
menoleh. Artinya, ia dapat
melihat apa yang sebenarnya
tak boleh ia lihat dan
sepasang mata ketiga untuk
menatap lembut seorang
anak yang mengakui
kekeliruannya. Mata itu harus
bisa bicara! Mata itu
harus berkata: "Saya
mengerti dan saya sayang
padamu". Meskipun tidak
diucapkan sepatah kata pun.
"Tuhan", kata malaikat itu
lagi, "Istirahatlah". "Saya
tidak dapat, Saya sudah
hampir selesai"
09) Ia harus bisa
menyembuhkan diri sendiri
kalau ia
sakit.
10) Ia harus bisa memberi
makan 6 orang dengan satu
setengah ons daging
11) Ia juga harus menyuruh
anak umur 9 tahun mandi
pada saat anak itu tidak ingin
mandi.
Akhirnya Malaikat membalik
balikkan contoh Ibu dengan
perlahan. "Terlalu lunak",
katanya memberi komentar.
"Tapi kuat", kata Tuhan
bersemangat.
"Tak akan kau bayangkan
betapa banyaknya yang bisa
ia
tanggung, pikul dan derita.
"Apakah ia dapat berpikir?"
tanya malaikat lagi. "Ia
bukan saja dapat berpikir,
tapi ia juga dapat memberi
gagasan, ide dan
berkompromi", kata Sang
Pencipta.
Akhirnya Malaikat menyentuh
sesuatu dipipi. "Eh, ada
kebocoran di sini".
"Itu bukan kebocoran", kata
Tuhan. "Itu adalah air
mata.... air mata kesenangan,
air mata kesedihan, air
mata kekecewaan, air mata
kesakitan, air mata
kesepian, air mata
kebanggaan, airmata....,
airmata...."
Akhirnya Malaikat berkata
pelan pada pembaca.........:
" JIKA KAMU MENCINTAI IBU
MU KIRIMLAH CERITA INI
KEPADA ORANG LAIN, AGAR
SELURUH ORANG DIDUNIA INI
DAPAT MENGHORMATI,
MENCINTAI DAN
MENYAYANGI
IBUNYA"