Cinta itu bunga;
bunga yang tumbuh mekar
dalam taman hati kita.
Taman itu adalah kebenaran.
Apa yg dengan kuat
menumbuhkan,
mengembangkan,
dan memekarkan bunga-
bunga adalah air dan
matahari.
Air dan matahari adalah
kebaikan. Air memberinya
kesejukan dan ketenangan,
tapi matahari memberinya
gelora kehidupan.
Cinta, dengan begitu,
merupakan dinamika yg
bergulir
secara sadar di atas latar
wadah perasaan kita.
Maka begitulah seharusnya
anda mencintai;
menyejukkan,
menenangkan, namun juga
menggelorakan. Dan semua
makna itu
terangkum dalam kata ini :
menghidupkan.
Anda mungkin dekat dengan
peristiwa ini ; bagaimana istri
anda melahirkan seorang
bayi, lalu merawatnya, dan
menumbuhkannya,
mengembangkannya serta
menjaganya. Ia dengan tulus
berusaha memberinya
kehidupan.
Bila anda ingin mencintai
dengan kuat, maka anda
harus
mampu memperhatikan
dengan baik, menerimanya
apa adanya dengan tulus, lalu
berusaha
mengembangkannya
semaksimal mungkin,
kemudian
merawatnya..menjaganya
dengan sabar.
Itulah rangkaian kerja besar
para pecinta; pengenalan,
penerimaan,
pengembangan dan
perawatan.
Apakah anda telah mengenal
isteri anda dengan seksama ?
Apakah anda mengetahui
dengan baik titik kekuatan
dan kelemahannya ?
Apakah anda mengenal
kecenderungan-
kecenderungannya ?
Apakah anda mengenal pola-
pola ungkapannya; melalui
pemaknaan khusus dalam
penggunaan kata, melalui
gerak motorik refleksinya,
melalui isyarat rona
wajahnya, melalui
tatapannya, melalui sudut
matanya?
Apakah anda dapat
merasakan getaran jiwanya,
saat ia
suka dan saat ia benci, saat ia
takut dan begitu
membutuhkan perlindungan ?
Apakah anda dapat melihat
gelombang-gelombang
mimpi-mimpinya,harapan-
harapannya ?
Sekarang perhatikanlah
bagaimana tingkat
pengenalan
Rosululloh saw terhadap
istrinya, Aisyah. Suatu waktu
beliau berkata,
" Wahai Aisyah, aku tahu
kapan saatnya kamu ridha
dan kapan saatnya kamu
marah
padaku. Jika kamu ridha,
maka kamu akan
memanggilku
dengan sebutan : Ya
Rosulullah ! tapi jika
kamu marah padaku, kamu
akan memanggilku dengan
sebutan " Ya Muhammad".
Apakah beda antara
Rosululloh dan Muhammad
kalau toh obyeknya itu-itu
saja ?
Tapi Aisyah telah
memberikan pemaknaan
khusus ketika ia
menggunakan kata
yang satu pada situasi jiwa
yang lain.
Pengenalan yang baik harus
disertai penerimaan yang
utuh.
Anda harus mampu
menerimanya apa adanya.
Apa yang sering menghambat
dlm proses penerimaan
total itu adalah pengenalan
yang tidak utuh atau
"obsesi" yang berlebihan
terhadap fisik.
Anda tidak akan pernah
dapat mencintai seseorang
secara kuat dan dalam
kecuali
jika anda dapat menerima
apa adanya. Dan ini tidak
selalu berarti bahwa anda
menyukai kekurangan dan
kelemahannya. Ini lebih
berarti bahwa kelemahan dan
kekurangan bukanlah kondisi
akhir kepribadiannya, dan
selalu ada peluang
untuk berubah dan
berkembang. Dengan
perasaan itulah
seorang ibu melihat bayinya.
Apakah yg ia harap dari bayi
kecil itu ketika ia
merawatnya, menjaganya,
dan menumbuhkannya?
Apakah ia yakin bahwa kelak
anak itu akan membalas
kebaikannya ? Tidak.
Semua yg ada dlm jiwanya
adalah keyakinan bahwa bayi
ini punya peluang utk
berubah dan berkembang.
Dan karenanya ia menyimpan
harapan besar dlm hatinya
bahwa kelak hari-hari jugalah
yg akan menjadikan
segalanya lebih baik.
Penerimaan positif itulah
yang mengantar kita pada
kerja mencintai selanjutnya ;
pengembangan.
Pada mulanya seorang wanita
adalah kuncup yg tertutup.
Ketika ia memasuki rumah
anda, memasuki wilayah
kekuasaan anda, menjadi
istri anda, menjadi ibu anak-
anak anda;
Andalah yg bertugas
membuka kelopak kuncup itu,
meniupnya perlahan, agar ia
mekar menjadi bunga.
Andalah yg harus menyirami
bunga
itu dengan air kebaikan,
membuka semua pintu hati
anda
baginya, agar ia dapat
menikmati cahaya matahari
yg akan memberinya gelora
kehidupan. Hanya dengan
kebaikanlah bunga-bunga
cinta bersemi.
Dan ungkapan " Aku Cinta
Kamu " boleh jadi akan
kehilangan makna ketika ia
dikelilingi perlakuan yang
tidak simpatik dan
mengembangkan.
Apa yg harus anda berikan
kepada istri anda adalah
peluang utk berkembang,
keberanian menyaksikan
perkembangannya tanpa
harus merasa superioritas
anda
terganggu. Ini tidak berarti
anda harus memberi semua
yang ia senangi, tapi
berikanlah apa yg ia
butuhkan.
Tetapi setiap perkembangan
harus tetap berjalan dlm
keseimbangan.
Dan inilah fungsi perawatan
dari rasa cinta. Tidak
boleh ada perkembangan
yang
mengganggu posisi dan
komunikasi. Itulah sebabnya
terkadang anda perlu
memotong sejumlah yg sudah
kepanjangan agar tetap
terlihat serasi dan harmoni.
Hidup adalah simponi yg kita
mainkan dengan indah.
Maka, duduklah sejenak
bersama dengan istri anda,
tatap matanya lamat-lamat,
dengarkan suara batinnya,
getaran nuraninya, dan diam-
diam bertanyalah pada diri
sendiri :
Apakah ia telah menjadi lebih
baik sejak hidup bersama
dengan anda ?
Mungkinkah suatu saat ia
akan mengucapkan puisi Iqbal
tentang gurunya :
DAN NAFAS CINTANYA
MENIUP KUNCUPKU...
MAKA IA MEKAR MENJADI
BUNGA.